23 tahun sudah aku hidup di dunia ini
melewati duka, suka, apa pun di dunia ini
tanpa terasa semua hal yang sudah aku lewati sekarang semua berlalu
rasa takut yang dulu kugenggam, sudah mulai bisa kulepas
tidak ada namanya rasa takut jika kita mencoba berani
berani ambil risiko
23 tahun kepahitan hidup mungkin aku rasakan
aku yang masa kecilnya sudah pernah merasakan bully
hingga menimbulkan rasa takut untuk berteman
bahkan untuk memiliki teman
rasa takut membayangiku selama bertahun-tahun
satu-dua orang temanku
yang benar-benar menganggapku seorang teman
juga seorang manusia
aku bukan orang yang bisa membuka diri dengan mudah
karena terlalu takut mereka tidak menerima
perlahan aku pun menjadi 'si pendiam'
tidak akan bicara jika tidak ditanya
menutup diri dari semua orang
bahkan orang terdekatku
kelamnya masa kecilku
masa kecilku tidak begitu bahagia
seperti anak-anak pada umumnya
aku tidak ingin kembali ke masa itu
walaupun hanya sebentar
luka itu mendalam hingga sekarang
beranjak remaja, aku mulai paham
mulai berani membuat pertemanan
mulai berani berbicara dengan orang yang ingin menerima
sesederhana itu dianggap menjadi manusia
hingga akhirnya, menyukai seseorang
aku belum paham mencintai
yang kutahu hanya menyukai seseorang
sungguh, rasanya degdegan
jantungku tidak karuan
pertama kalinya menyukai seseorang
cukup bagiku melihatnya,
tanpa mengharapkan hatinya
di umurku ke-17 sungguh berbeda
semua teman-temanku banyak yang mulai peduli
bahkan sangat bersahabat
aku hanya butuh orang yang menganggapku teman
bukan hanya sekadar teman yang hanya saling menyapa
teman untukku sangat bermakna
seperti keluarga
walaupun mereka punya hidup masing-masing
namun masih ada canda tawa saat bertemu
saat itu juga aku mulai mengenal cinta
mengenal berkorban untuk orang yang dicintai
ketika menjadi mahasiswi
aku mulai membangun pertemanan
lebih luas dan lebih terbuka
namun masih ada ruang yang aku tutupi
yang mereka tidak perlu ketahui
karena tidak semua orang paham
apa yang aku lakukan
atau apa yang aku inginkan
sekarang, aku sadar
dua hal yang penting dalam hidupku
bersyukur dan sabar
mungkin aku naif
tapi itulah yang aku lakukan sekarang
menjadi pribadi yang baru
setelah berbagai kepahitan membebaniku
masih banyak cerita yang belum kubagi
namun tidak perlu
kalian hanya perlu tahu
aku bahagia selalu
melewati duka, suka, apa pun di dunia ini
tanpa terasa semua hal yang sudah aku lewati sekarang semua berlalu
rasa takut yang dulu kugenggam, sudah mulai bisa kulepas
tidak ada namanya rasa takut jika kita mencoba berani
berani ambil risiko
23 tahun kepahitan hidup mungkin aku rasakan
aku yang masa kecilnya sudah pernah merasakan bully
hingga menimbulkan rasa takut untuk berteman
bahkan untuk memiliki teman
rasa takut membayangiku selama bertahun-tahun
satu-dua orang temanku
yang benar-benar menganggapku seorang teman
juga seorang manusia
aku bukan orang yang bisa membuka diri dengan mudah
karena terlalu takut mereka tidak menerima
perlahan aku pun menjadi 'si pendiam'
tidak akan bicara jika tidak ditanya
menutup diri dari semua orang
bahkan orang terdekatku
kelamnya masa kecilku
masa kecilku tidak begitu bahagia
seperti anak-anak pada umumnya
aku tidak ingin kembali ke masa itu
walaupun hanya sebentar
luka itu mendalam hingga sekarang
beranjak remaja, aku mulai paham
mulai berani membuat pertemanan
mulai berani berbicara dengan orang yang ingin menerima
sesederhana itu dianggap menjadi manusia
hingga akhirnya, menyukai seseorang
aku belum paham mencintai
yang kutahu hanya menyukai seseorang
sungguh, rasanya degdegan
jantungku tidak karuan
pertama kalinya menyukai seseorang
cukup bagiku melihatnya,
tanpa mengharapkan hatinya
di umurku ke-17 sungguh berbeda
semua teman-temanku banyak yang mulai peduli
bahkan sangat bersahabat
aku hanya butuh orang yang menganggapku teman
bukan hanya sekadar teman yang hanya saling menyapa
teman untukku sangat bermakna
seperti keluarga
walaupun mereka punya hidup masing-masing
namun masih ada canda tawa saat bertemu
saat itu juga aku mulai mengenal cinta
mengenal berkorban untuk orang yang dicintai
ketika menjadi mahasiswi
aku mulai membangun pertemanan
lebih luas dan lebih terbuka
namun masih ada ruang yang aku tutupi
yang mereka tidak perlu ketahui
karena tidak semua orang paham
apa yang aku lakukan
atau apa yang aku inginkan
sekarang, aku sadar
dua hal yang penting dalam hidupku
bersyukur dan sabar
mungkin aku naif
tapi itulah yang aku lakukan sekarang
menjadi pribadi yang baru
setelah berbagai kepahitan membebaniku
masih banyak cerita yang belum kubagi
namun tidak perlu
kalian hanya perlu tahu
aku bahagia selalu
Menarik-menarik tulisannya..
BalasHapus